Sesar turun disebabkan oleh gaya tegangan yang mengakibatkan tertariknya  kekar bumi ke arah yang berlawanan. Sesar ini biasa terjadi karena  adanya pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi  sebagai akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke  posisi seimbang (isostasi). Sesar normal juga dapat tejadi dari kekar 
tension, release maupun kekar gerus. Daerah yang mengalami sesar turun biasa ditandai oleh adanya lembah dan lereng yang curam.
 
 
 
 Sesar normal banyak terdapat pada daerah dengan gejala tektonik tariakn,  pada pegunungan lipatan, bagian luar suatu jalur orogen, bagian puncak  kubah atau lipatan, atauupun sebagai pencerminan diatas permukaan dari  gejala sesar yang letaknya lebih dalam.
 Secara umum, sesar didefinisikan sebagai bidang retakan yang mempunyai  pergerakan searah dengan arah retakan. Ukuran pergerakan ini bersifat  relatif dan kepentingannya juga relatif. Pada permukaan bidang sesar  terdapat gores-garis sesar (slicken-side) yang dicirikan oleh permukaan  yang licin, pertumbuhan mineral dan tangga-tangga kecil. Arah pergerakan  sesar ini dapat ditentukan oleh arah gores garisnya.
 Deformasi kerak bumi digolongkan menjadi dua, yaitu gerakan yang lamban  disertai gerakan bertahap termasuk deformasi ductile, dan gerakan  mendadak yang melibatkan rekahan pada batuan regas (brittle). Sekali  rekahan dimulai, akan timbul gesekan yang diikuti pergeseran , kemudian  perlahan-lahan stress terkumpul atau tertahan selama gesekan antara  kedua sisi sesar, selama ia dapat mengatasinya. Kemudian secara mendadak  terjadi lagi pergeseran. Jika stress tetap ada, perulangan penumpukan  stress yang diakhiri dengan pergeseran mendadak terjadi berulang kali.
 
 
Jika  proses pergeseran ini terjadi di bagian atas dari kerak bumi dimana  temperaturnya rendah dan kemudian diberikan gaya ekstensional, batuan  akan terdeformasi secara brittle menjadi sebuah sesar normal. Di level  yang lebih bawah daripada kerak dimana temperaturnya lebih tinggi  daripada 
temperatur kerak, akan mengakibatkan deformasi ductile mengakibatkan lapisan batuan mengalami penipisan dan 
stretching.
  Hal ini mengindikasikan bahwa pada suatu deformasi terdapat transisi  gradual dari zona brittle di bagian atas dari kerak bumi, menuju zona  ductile, dimana intensitas temperaturnya bertambah seiring kedalaman.
 
 Sesar normal memiliki banyak jenis, untuk standar sesar normal, fault  plane-nya berorientasi pada kemiringan 30-90 derajat diukur dari  horizontal. Sesar normal ini memiliki komponen pergerakan horizontal  maupun vertikal. Umumnya terjadi karena adanya tensional stress dan  sebagai hasil dari pergerakan hanging wall yang bergerak relatif turun terhadap footwall.
 Bentuk lain dari sesar normal adalah detachment fault. Pebedaan  kenampakan fisik dari model sesar normal diakibatkan oleh adanya  perbedaan material penyusunnya, perbedaan nilai constrain atau tegangan  yang terdapat di suatu sesar, perkembangannya suatu sesar (apakah dip  nya akan bertambah seiring kedalaman, atuakanh konstan) dan distribusi  displacement di suatu zona sesar. Jika suatu sesa rnormal digolongkang  sebagai detachment fault, fault plane-nya berorientasi pada kemiringan  kurang dari 30 derajat. Sesar jenis ini, pergerakannya lebih cenderung  horizontal daripada vertikal dikarenakan sudut fault plane yang kecil.  Sesar jenis ini kuga terjadi sebagai akibat adanya tensional stress.  Sesar detachment sering kita temui pada daerah hi-grade metamorphic rock  di footwall-nya. Karena temperatur yang tinggi ini, sesar cenderung lebih ductile dan bergerak pada kemiringan yang relatif kecil.
 Terkadang sesar turun ditemukan berpasangan dimana bagian lempeng yang  berada diantara 2 sesar, akan naik atau turun, bergantung arah sesarnya.  Bentuk lain dari sesar normal adalah graben dan horst. Graben adalah  blok yang bergerak kebawah yang kedua sisinya terikat oleh sesar normal  yang non–parallel. Horst adalah blok yang terangkat keatas yang dikedua  sisinya terikat oleh sesar normal yang non-parallel.
 
 
 
 Bentuk lain dari sesar normal adalah half graben terjadi ketika sesar  yang saling pararel berada di sisi yang bersebelahan dari blok yang  tebangun, tetapi blok tersebut memliliki kemiringan karena bergerak  turun dalam sebuah graben. Half graben ini memiliki kedalaman di arah  yang sama, diantara fault yang saling berotasi.
 
 
 
 Selain jenis sesar yang telah disebutkan diatas, bentuk lain dari sesar normal adalah sesar listric. Sesar jenis ini mempunyai geometri  bidang yang cekung keatas, dimana dip atau kemiringan dari sesar  listrik ini berkurang seiring bertambahnya kedalaman. Sesar ini juga  terdapat di zona ekstensional yang yang detachment fracture-nya lebih  mengikuti bentuk lengkungan daripada planar. Blok hanging wall dapat  berotasi dan meluncur sepanjang fault plane (contoh: slump) atau dapat  juga tertarik dari fault utamanya, dan meluncur hanya sepanjang bagian  yang dip-nya rendah.
 
 
 
 Berdasarkan model Closs, bentuk dan perkembangan dari inti sesar normal,  distribusi displacementnya tidak terlalu tertekan ke bawah  (unconstrained). Normal fault yang berkembang di clay ataupun sand diantar 2 percabangan divergensi, metal sheet nya akan teroverlap dan berpropagasi keatas.
 Berdasarkan model Mc Clay, bentuk dan perkembangan dari inti sersar  normal, distribusi displacementnya lebih tertekan ke bawah  (constrained). Blok yang rigid dan berlaku seperti dasar horizontal,  disebut sebagai footwall dari pokok normal fault, dan sand berperan  sebagai strata hangingwall. Selama pemodelan, satu sheet plastik membawa  sand turun meluncur dari permukaan blok footwall dan sepanjang dasar  horizontal. Dalam model ini, blok footwall yang rigid dan dasar  horizontal, bentuknya telah ditetapkan oleh pokok normal fault. Sheet plastic  ini mencegah terbentuknya bentuk sesar dari perubahan pemodelan dan  menentukan sebuah distribusi displacement magnitude yang konstan di  pokok sesar normalnya.
 Kita bisa menghasilkan model sesar normal yang kita inginkan untuk  mempelajari bagaimana bentuk sesar dan distribusi displacement  mempengaruhi deformasi hangingwall. Dalam pemodelan yang dicontohkan,  sebuah blok rigid dan dasar horizontal berperan sebagai footwall dan  pokok normal fault, sedangkan lapisan yang basah (wet) adalah clay homogen yang berperan sebagai strata hanging wall.  Meluncurnya permukaan blok footwall baik secara planar ataupun dengan  sebuah cekungan keatas atau disebut convex-upwards bend. Tidak seperti  model Mc Clay dimana model pokok sesar normal dapat berubah selama  pemodelan distribusi displacementnya di permukaan slope dapat  berubah-ubah. Dalam experimen ini, sebuah sheet mylar dibawah lapisan clay  dapat mencegah perubahan bentuk dari pokok sesar normal dan menetukan  sebuah distribusi displacement magnitude yang konstan di pokok sesar  normalnya.
 Dihubungkan dengan prinsip tegasan utama (pelajari prinsip kekandasan  batuan), pola kekar-kekar ini akan mengikuti prinsip tegasan (σ1, σ2,  σ3). σ1 merupakan stress terbesar yang mempengaruhi pergerakan sesar dan  σ2 merupakan stress yang tegak lurus dengan σ1 yang memiliki magnitude  kecil (atau bahkan 0) yang tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan  sesar. Sedangkan σ3 merupakan stress gaya yang tegak lurus dengan σ1  dan σ2 yang merupakan hasil dari tekanan yang diberikan oleh σ1.
 
 
 
 Beberapa contoh yang dipakai sebagai analisis pergerakan sesar misalnya :
 1. Hubungan antara tegasan utama dan pola kekar gerus yang berpasangan atau sesar mendatar utama.
 2. Hubungan antara sesar atau jalur sesar dengan struktur kekar (tension gash dan shear) atau lipatan minor yang menyertai.
 3. Hubungan antara dan pola keterakan (strain ellips) di dalam jalur sesar.
 
 
 
Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran tiga dimensi, gambaran pada tampak peta diuraikan sebagai unsur-unsur geometri bidang atau garis. Bidang gambar dapat dianggap sebagai bidang bantu (auxillary plane). Dengan mengacu pada prinsip diatas, 
kedudukan  ataupun dari suatu sesar dan semua struktur yang dipakai sebagai  kriteria untuk menafsirkan gerak sesar dapat diperhitungkan posisinya  menurut model teoritis yang berlaku. Karena kedudukan unsur-unsur  struktur tidak selalu vertikal, penyelesaian akan lebih mudah dilakukan  dengan jaring stereografi (Wulf net atau Schmidt net).